• Profil
  • Pelatihan dan Sertifikasi
    • Sertifikasi BNSP
    • Sertifikasi Kemnaker
  • Artikel
  • Jadwal
  • Pendaftaran
    • Profil
    • Pelatihan dan Sertifikasi
      • Sertifikasi BNSP
      • Sertifikasi Kemnaker
    • Artikel
    • Jadwal
    • Pendaftaran
  • info@mawisaranasamawi.com
  • 08112647478
Jasa Konsultan dan Pelatihan K3
Jasa Konsultan dan Pelatihan K3
  • Profil
  • Pelatihan dan Sertifikasi
    • Sertifikasi BNSP
    • Sertifikasi Kemnaker
  • Artikel
  • Jadwal
  • Pendaftaran

Sekilas Tentang Process Hazard Analysis (PHA)

Process Hazard Analysis (PHA) adalah sebuah metode sistematis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya (hazard) yang terkait dengan proses industri atau operasi. Tujuannya adalah untuk mencegah kecelakaan, cedera pada pekerja, kerusakan properti, dan dampak negatif terhadap lingkungan. PHA merupakan bagian integral dari manajemen keselamatan proses (Process Safety Management/PSM).

Tujuan Utama PHA

Tujuan utama dilakukannya PHA adalah untuk:

  • Mengidentifikasi Bahaya: Menemukan segala sesuatu dalam proses yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, cedera, atau kerusakan lingkungan/harta benda.
  • Mengevaluasi Risiko: Menilai seberapa besar kemungkinan bahaya tersebut terjadi dan seberapa parah dampaknya (konsekuensi) jika hal itu terjadi.
  • Merumuskan Mitigasi: Mengembangkan rekomendasi tindakan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mengendalikan risiko yang teridentifikasi agar operasi tetap aman.

Kedudukan PHA dalam K3

PHA adalah komponen penting dari Manajemen Keselamatan Proses (Process Safety Management – PSM). PHA biasanya dilakukan:

  • Selama tahap desain awal proses.
  • Sebelum startup fasilitas baru
  • Ketika ada perubahan proses (Manajemen Perubahan/MOC).
  • Secara berkala (misalnya, setiap 5 tahun) untuk meninjau kembali keselamatan operasional yang berkelanjutan.
  • Setelah terjadi insiden atau perubahan peraturan.

Baca Juga : Management Of Change (MOC) / Manajemen Perubahan K3 pada Process Safety Management (PSM)

Tim PHA

PHA biasanya dilakukan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari individu-individu dengan keahlian beragam, seperti:
* Insinyur proses
* Operator produksi
* Teknisi instrumentasi
* Spesialis K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
* Manajemen

Singkatnya, PHA adalah inti dari upaya proaktif industri untuk mencegah kecelakaan besar dengan memahami, menilai, dan mengendalikan risiko yang melekat pada prosesnya.

Teknik-teknik PHA

Ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk melaksanakan PHA, di antaranya yang paling umum adalah:

  1. HAZOP (Hazard and Operability Studies): Teknik terstruktur dan sistematis yang menggunakan kata kunci (guide words) untuk mengidentifikasi penyimpangan dari maksud desain dan potensi bahaya atau masalah operabilitas.
  2. What-If Analysis: Sesi brainstorming oleh tim ahli yang mengajukan pertanyaan “Bagaimana jika…” untuk memicu skenario kecelakaan.
  3. Checklist Analysis: Menggunakan daftar periksa standar berdasarkan pengalaman atau peraturan untuk memastikan semua potensi bahaya telah dipertimbangkan.
  4. FMEA (Failure Mode and Effects Analysis): Menganalisis bagaimana kegagalan komponen sistem dapat memengaruhi proses secara keseluruhan.

1. HAZOP (Hazard and Operability Studies)

HAZOP adalah teknik analisis bahaya yang sangat terstruktur, sistematis, dan intensif yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan masalah operabilitas dalam suatu proses industri.

Bagaimana Cara Kerjanya?

HAZOP melibatkan tim ahli multidisiplin yang secara sistematis memeriksa setiap segmen (disebut node) dari proses menggunakan Kata Kunci Panduan (Guide Words) dan Parameter Proses.

Parameter ProsesKata Kunci Panduan (Guide Word)Contoh PenyimpanganPotensi Bahaya
Aliran (Flow)NO (Tidak ada)Tidak ada aliran (penyumbatan)Overpressure, runaway reaction
Tekanan (Pressure)MORE (Lebih)Tekanan terlalu tinggiPecahnya pipa/tangki
Suhu (Temperature)LESS (Kurang)Suhu terlalu rendahKegagalan material, pembekuan
Komponen (Component)OTHER THAN (Selain)Cairan yang salah di tangkiKontaminasi, reaksi tak terduga

Kapan Digunakan?

HAZOP paling efektif digunakan pada tahap desain rinci (detailed design) atau pada proses yang sudah ada, karena membutuhkan gambar teknis terperinci (P&ID) dan prosedur operasi.

2. What-If Analysis

What-If Analysis adalah teknik PHA yang lebih fleksibel dan berbasis brainstorming. Ini mengandalkan pengalaman dan pengetahuan kolektif tim ahli.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Tim ahli secara bergantian mengajukan pertanyaan “Bagaimana jika…” (What if…) untuk memicu diskusi mengenai skenario kegagalan, baik kegagalan peralatan, prosedur, maupun kesalahan manusia.

Jenis PertanyaanContoh Skenario (What if…)
Kegagalan Peralatan“…pompa pendingin tiba-tiba mati?”
Kesalahan Operasi“…operator salah membaca level tangki dan terjadi pengisian berlebih?”
Kondisi Eksternal“…terjadi pemadaman listrik total di pabrik?”

Kapan Digunakan?

Teknik ini berguna di semua fase siklus hidup proses, terutama pada proses yang kurang kompleks atau ketika waktu untuk analisis yang sangat detail (seperti HAZOP) terbatas.


Kedua teknik ini bertujuan untuk menghasilkan daftar skenario bahaya, mengidentifikasi kontrol yang ada (safeguards), dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan proses.

3. Checklist Analysis

Checklist Analysis adalah salah satu metode PHA yang paling sederhana, cepat, dan sering digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dalam suatu proses industri.

Apa Itu Checklist Analysis?

Checklist Analysis melibatkan penggunaan daftar pertanyaan atau pernyataan pra-buat (pre-prepared list) yang disusun berdasarkan:

  1. Pengalaman sebelumnya dalam insiden atau kecelakaan serupa.
  2. Standar industri dan regulasi keselamatan (misalnya, standar OSHA, API, atau NFPA).
  3. Kode praktik desain dan operasi yang baik.

Tim PHA akan melalui checklist ini dan membandingkan setiap item dengan proses yang sedang dianalisis.

Bagaimana Cara Kerjanya?

  1. Pengumpulan Checklist: Tim mengumpulkan checklist yang relevan dengan jenis fasilitas, peralatan, dan bahan kimia yang digunakan (misalnya, checklist untuk desain bejana tekan, checklist untuk sistem interlock, atau checklist untuk penanganan bahan korosif).
  2. Pemeriksaan Item: Setiap item dalam checklist diperiksa untuk menentukan apakah persyaratan atau pertanyaan tersebut sudah terpenuhi atau berlaku pada proses yang sedang di-audit.
  3. Identifikasi Kekurangan: Setiap item yang tidak terpenuhi atau memerlukan perhatian lebih lanjut dicatat sebagai potensi bahaya atau kekurangan desain/prosedur.
  4. Rekomendasi: Berdasarkan kekurangan yang ditemukan, tim merumuskan rekomendasi mitigasi untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan.

Kapan Checklist Analysis Digunakan?

  • Proses Sederhana/Standar: Sangat efektif untuk proses yang sifatnya rutin, relatif standar, atau memiliki banyak data historis insiden.
  • Audit Kepatuhan: Sering digunakan sebagai metode dasar untuk memastikan fasilitas mematuhi peraturan dan kode keselamatan minimum yang disyaratkan.
  • Tahap Awal Desain: Berguna untuk memastikan prinsip-prinsip keselamatan dasar telah dimasukkan sejak awal desain.

Keunggulan dan Keterbatasan

KeunggulanKeterbatasan
Sederhana & Cepat: Mudah dilakukan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.Terbatas: Hanya bisa mengidentifikasi bahaya yang sudah diketahui atau tercantum dalam checklist.
Konsisten: Menjamin konsistensi karena setiap aspek yang ada di checklist akan diperiksa.Tidak Komprehensif: Tidak efektif untuk mengidentifikasi bahaya unik, interaksi yang kompleks, atau kegagalan tak terduga (novel hazards).
Fokus Kepatuhan: Secara langsung membantu dalam memverifikasi kepatuhan terhadap standar dan peraturan.Bergantung pada Kualitas: Keefektifan sangat bergantung pada seberapa lengkap dan relevan checklist yang digunakan.

Seringkali, Checklist Analysis dikombinasikan dengan metode seperti What-If Analysis untuk mengatasi keterbatasannya dan memberikan analisis yang lebih mendalam.

4. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematis, proaktif, dan kualitatif-kuantitatif yang digunakan untuk:

  1. Mengidentifikasi setiap cara potensial di mana sebuah komponen atau sistem dapat gagal (Failure Mode).
  2. Menganalisis dampak atau konsekuensi dari kegagalan tersebut (Effects).
  3. Menetapkan prioritas perbaikan berdasarkan tingkat risiko dari kegagalan tersebut.

FMEA sering digunakan pada sistem kritis (seperti katup pengaman, sistem interlock, atau controller) dan berorientasi pada kegagalan peralatan.

Bagaimana FMEA Dilakukan?

FMEA bekerja dengan memecah proses menjadi komponen-komponen individual dan menganalisis potensi kegagalannya. Langkah kuncinya adalah perhitungan Risk Priority Number (RPN).

a. Identifikasi Mode Kegagalan dan Dampaknya

Tim PHA (terdiri dari insinyur, operator, dan teknisi) menganalisis komponen.

  • Komponen/Sistem: Katup Kontrol Suhu
  • Mode Kegagalan (Failure Mode): Cara komponen dapat gagal (misalnya, Katup Gagal Terbuka, Katup Gagal Tertutup, Katup Bocor).
  • Penyebab Kegagalan (Cause): Akar masalah yang menyebabkan mode kegagalan (misalnya, Kerusakan pada aktuator katup, Sinyal kontrol hilang, Kotoran menyumbat katup).
  • Dampak (Effect): Konsekuensi jika kegagalan terjadi (misalnya, Suhu reaktor naik tidak terkendali, Potensi runaway reaction).

b. Pemberian Skor dan Perhitungan RPN

Untuk setiap mode kegagalan, tim memberikan skor numerik (biasanya 1 hingga 10) pada tiga parameter kritis:

ParameterSingkatanDeskripsiSkor 1 (Rendah)Skor 10 (Tinggi)
KeparahanS (Severity)Seberapa serius dampaknya jika kegagalan terjadi?Dampak minor/tidak signifikan.Berbahaya/Katastropik (mempengaruhi keselamatan).
Kemungkinan TerjadiO (Occurrence)Seberapa sering kegagalan ini diperkirakan terjadi?Sangat jarang/tidak mungkin.Sering terjadi/hampir pasti.
DeteksiD (Detection)Seberapa mudah sistem kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan sebelum dampak terjadi?Hampir pasti terdeteksi.Hampir tidak mungkin terdeteksi (terjadi tiba-tiba).

Kemudian, Risk Priority Number (RPN) dihitung: RPN = S x O x D

c. Prioritas dan Tindakan Mitigasi

  • Angka RPN yang tertinggi menunjukkan mode kegagalan yang paling berisiko dan harus menjadi prioritas utama untuk tindakan perbaikan.
  • Tim kemudian merumuskan tindakan untuk mengurangi skor RPN (misalnya, menambah sensor suhu, meningkatkan jadwal pemeliharaan, atau mengganti katup dengan tipe yang lebih andal).

Perbedaan Utama FMEA dengan HAZOP

Meskipun keduanya adalah teknik PHA, fokus FMEA berbeda dari HAZOP:

AspekFMEAHAZOP
Fokus UtamaKeandalan Peralatan/KomponenPenyimpangan Proses (Deviation)
Cara AnalisisBottom-up (dari kegagalan komponen ke dampak sistem)Top-down (dari proses desain ke penyimpangan proses)
Pertanyaan KunciBagaimana komponen ini bisa gagal?Bagaimana parameter proses ini bisa menyimpang?

FMEA sangat baik untuk menganalisis detail keandalan peralatan dan merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi downtime (waktu henti operasi).

Perbandingan Ringkas Teknik Process Hazard Analysis (PHA)

FiturHAZOP (Hazard and Operability Studies)What-If AnalysisChecklist AnalysisFMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
Fokus UtamaPenyimpangan Proses (Deviasi dari maksud desain)Skenario Kecelakaan (Kegagalan yang mungkin terjadi)Kepatuhan terhadap standar dan pengalamanKeandalan Komponen (Mode kegagalan peralatan)
Metode/AlatSangat terstruktur menggunakan Kata Kunci Panduan (Guide Words) dan Parameter Proses.Sesi Brainstorming yang dipimpin oleh tim ahli, mengajukan pertanyaan “Bagaimana jika…”.Menggunakan Daftar Periksa (Checklist) yang sudah ada (berdasarkan kode/standar).Analisis Komponen per Komponen dengan perhitungan RPN (Risk Priority Number).
Waktu TerbaikDesain Rinci (Membutuhkan P&ID yang lengkap dan terperinci).Semua Tahap proyek, efektif untuk proses yang kurang kompleks atau perubahan kecil.Tahap Awal desain atau Audit Kepatuhan proses yang sudah ada.Sistem Kritis atau peralatan mekanis/elektrikal yang keandalannya sangat penting.
KeunggulanSangat Komprehensif; mengidentifikasi bahaya yang tidak terduga dan masalah operabilitas.Cepat dan Fleksibel; efektif untuk melibatkan berbagai perspektif.Cepat dan Mudah dilakukan; memastikan kepatuhan minimum terhadap standar.Kuantitatif (dengan RPN); memprioritaskan tindakan pada kegagalan peralatan paling berisiko.
KelemahanMemakan waktu dan intensif sumber daya (membutuhkan tim besar dan dokumen detail).Tidak Konsisten; kualitasnya sangat bergantung pada pengalaman dan imajinasi tim.Tidak Mampu mengidentifikasi bahaya baru atau interaksi kompleks yang tidak ada dalam daftar.Terbatas pada kegagalan komponen; kurang efektif untuk bahaya yang melibatkan keseluruhan sistem atau faktor manusia.

Kesimpulan

  • PHA adalah alat penting dalam manajemen risiko industri, terutama di sektor-sektor dengan potensi bahaya tinggi seperti minyak dan gas, kimia, dan manufaktur.
  • PHA sangat bermanfaat dalam :
    • Mengurangi risiko kecelakaan besar.
    • Meningkatkan keandalan operasional.
    • Mematuhi peraturan dan standar keselamatan yang berlaku.
    • Meningkatkan budaya keselamatan di tempat kerja.
    • Mengurangi potensi kerugian finansial akibat insiden.
  • Keempat teknik diatas adalah alat penting dalam kotak peralatan PHA, dan sering digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan analisis bahaya yang paling lengkap:
    • Gunakan Checklist Analysis untuk memastikan dasar-dasar sudah terpenuhi.
    • Gunakan HAZOP untuk menganalisis penyimpangan proses secara rinci.
    • Gunakan FMEA untuk fokus pada keandalan komponen kritis.
    • Gunakan What-If untuk mengeksplorasi skenario operasional yang mungkin terlewat.

Tags: ahli k3ahli K3 BNSPHAZOPindentisikasi bahayaIndustri Migasinsiden investigasiK3konsultan k3pelatihan k3pelatihan k3 ketinggianPelatihan K3 MigasPelatihan K3 Umumpjk3 mawi sarana samawipjk3 yogyakartaprocess hazard analysis (PHA)sertifikasi bnspsertifikasi k3sertifikasi k3 migas

Mawi Sarana Samawi

Admin website jasa pelatihan dan sertifikasi K3 di Indonesia

  • Next K3 Bekerja di Ketinggian

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

  • Sekilas Tentang Process Hazard Analysis (PHA)
  • K3 Bekerja di Ketinggian
  • Kebakaran dan Ledakan (Fire and Explotion)
  • Investigasi Kecelakaan Kerja
  • Prinsip Dasar Manajemen Risiko K3

Pelatihan K3

PT Mawi Sarana Samawi merupakan perusahaan bidang jasa konsultan dan pelatihan K3 bagi perusahaan swasta, perorangan, maupun pemerintahan. Seluruh gambar yang ditampilkan di website ini diunduh melalui Freestockcenter

© Copyright 2025. All Rights Reserved.