Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran di Area Kerja – Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik secara moral dan material. Bahaya kebakaran adalah bahaya yang disebabkan oleh nyala api yang tidak terkendali. Dalam menganggulangi kebakaran, terdapat dua cara yang perlu dipertimbangkan. Pertama, adalah teknik, dan kedua adalah taktik memadamkan kebakaran.
Teknik memadamkan kebakaran adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan pemadam kebakaran sebaik mungkin. Untuk menguasai teknik pemadaman kebakaran area kerja yang benar, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang pencegahan kebakaran, bersikap tenang saat memadamkan kebakaran, terlatih dan terampil dalam menggunakan berbagai alat pemadam api.
Sementara taktik memadamkan kebakaran area kerja adalah kemampuan untuk menganalisa situasi sehingga pekerja dapat mengambil tindakan dengan cepat dan akurat tanpa menyebabkan kerugian yang lebih besar. Taktik ini terkait dengan analisis beberapa unsur seperti pengaruh angin, warna asap api, barang yang terbakar, lokasi, dan sebagainya.
Penyebab Kebakaran
Berbagai penyebab kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi lima sebab, di antaranya adalah sebagai berikut : (1) kelalaian, (2) kurangnya pengetahuan, (3) peristiwa alam, (4) menyala sendiri, dan (5) disengaja.
- Kelalaian
Kelalaian adalah penyebab kebakaran paling umum. Contoh kelalaian dari manusia misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat yang rawan dan memiliki bahan yang mudah terbakar, mengeluarkan bahan bakar dari tempatnya, mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak sesuai standar, dan kelalaian lainnya.
- Kurangnya pengetahuan
Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan kebakaran adalah salah satu penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh kurangnya pengetahuan dalam pemadaman api, tidak mengerti jenis bahan bakar yang mudah terbakar, tidak memahami tanda-tanda bahaya kebakaran, dan sebagainya.
- Peristiwa alam
Tidak dapat dipungkiri, peristiwa alam dapat menyebabkan kebakaran. Contoh: meletusnya gunung api, gempa bumi, kilat, panas matahari, dan sebagainya.
- Menyala sendiri
Api dapat terbentuk ketika tiga elemen pembentuk api seperti bahan bakar, oksigen (biasanya dari udara), serta panas bertemu secara langsung dan terkena dampak reaksi kimia (oksidasi). Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panasnya sinar matahari yang menimpa bahan bakar kering di hutan.
- Disengaja
Kebakaran juga dapat disebabkan karena disengaja. Misalnya karena unsur sabotase maupun penghapusan jejak dengan harapan adanya penggantian dari asuransi dan sebagainya.
Segitiga Api : Elemen pembentuk api
Api terjadi dari tiga elemen pembentuk, yaitu (1) bahan bakar, (2) oksigen, dan (3) panas. Bahan bakar yang dimaksud di sini misalnya: kayu, kertas, karet, plastik, dan sebagainya.
Sebagaimana kita tahu, sumber oksigen adalah dari udara. Dibutuhkan paling sedikit setidaknya 15% volume oksigen dalam udara untuk terjadi pembakaran. Sementara udara normal di atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen.
Dan yang terakhir adalah panas. Sumber panas di sini bisa berasal dari panas matahari, gesekan, reaksi kimia eksotermis, percikan api listrik, api las, dan sebagainya.
Media Pemadam Api
Media pemadam api yang biasa digunakan di antaranya adalah (1) air, (2) busa, (3) karbon dioksida, (4) gas halon, dan (5) bubuk kimia kering. Cara kerja dari lima media pemadam api tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Air
Air adalah media pemadam api yang paling umum digunakan karena media ini dianggap memiliki berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api. Selain relatif mudah untuk digunakan dalam memadamkan api, air juga dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak.
Dalam kondisi normal, air memiliki panas laten penguapan 22,6 x 10 ^ 5 J / Kg. Panas laten merupakan panas yang ditransferkan kepada zat murni yang akan mengubah wujud zat tetapi temperaturnya tidak naik. Misalnya pada peristiwa es yang mencair, pelelehan logam, maupun penguapan larutan. Dengan sifat-sifat tersebut, air sangat mudah mendinginkan dan memadamkan api.
2. Busa
Busa terbentuk ketika udara atau gas terjebak dalam media cair. Busa memiliki efek dalam menutupi dan mendinginkan api.
3. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida atau CO2 digunakan sebagai media untuk memadamkan api karena sifatnya yang dapat mengganggu proses oksidasi dalam bahan bakar. Jika oksigen berkurang hingga kurang dari 15%, proses kebakaran akan berhenti.
Karbon dioksida memiliki sifat non-konduktif yang dapat digunakan untuk kebakaran tipe C (kebakaran yang disebabkan tegangan / isntalasi listrik). Namun, karbon dioksida tidak direkomendasikan digunakan untuk memadamkan kebakaran di ruang terbuka atau area yang luas.
4. Gas Halon
Halon (Halogenated Hydrocarbon) adalah kelompok bahan pemadam kebakaran yang disimpan di bawah tekanan dalam bentuk cair. Jika halon disemprotkan ke arah api, maka ia akan merubah api menjadi uap yang memiliki berat 5 kali dari udara.
Halon biasa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B (kebakaran dikarenakan bahan cair yang mudah terbakar) dan kelas C (kebakaran yang disebabkan tegangan / instalasi listrik). Metode pemadaman dengan media halon dilakukan dengan prinsip penyelimutan, di mana halon disemprotkan untuk mendesak udara / oksigen agar tidak bercampur dengan bahan bakar.
5. Bubuk Kimia Kering
Bubuk kering dari bahan kimia tertentu diketahui dapat memadamkan api. Bahan kimia yang biasanya digunakan untuk memadamkan api adalah natrium dan kalium atau urea bikarbonat. Dalam beberapa kasus, bisa juga menggunakan potasium klorida atau mono-amonium fosfat.
Cara untuk memadamkan api dengan media bubuk kimia kering adalah dengan mengisolasi, mendinginkan, dan mengganggu proses reaksi berantai. Untuk memadamkan api atau kebakaran, kita dapat menggunakan alat yang bernama APAR.
Alat Pemadam Api Ringan atau APAR adalah alat pemadam api yang mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api di awal kebakaran. APAR biasanya berupa tabung portabel dan menjadi media pemadam kebakaran yang wajib tersedia di bangunan fasilitas umum.
Sementara dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), media pemadam api APAR merupakan peralatan wajib yang harus dimiliki setiap perusahaan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil mengatasi sekitar 30% dari insiden kebakaran.
Klasifikasi Kelas-Kelas Kebakaran Area Kerja
Terdapat beberapa kelas / tingkatan kebakaran, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebakaran Kelas A
Merupakan kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat non logam seperti kertas, plastik, kain, kayu, dan sebagainya. Jenis media yang cocok untuk memadamkan api pada kebakaran kelas A adalah air, busa, dan bubuk kimia kering.
2. Kebakaran Kelas B
Merupakan kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar, seperti bensin, solar, alkohol, cat, methanol, dan sebagainya. Jenis media yang cocok untuk memadamkan api pada kebakaran kelas B adalah karbon dioksida (CO2), busa, maupun bubuk kimia kering.
3. Kebakaran Kelas C
Merupakan kebakaran yang disebabkan oleh tegangan listrik. Jenis media yang cocok untuk memadamkan api pada kebakaran kelas C adalah karbon dioksida (CO2) dan bubuk kimia kering.
4. Kebakaran Kelas D
Merupakan kebakaran yang disebabkan oleh bahan logam yang mudah terbakar seperti alumunium, lithium, magnesium, sodium, dan potassium. Jika terjadi kebakaran yang disebabkan oleh bahan logam di atas, maka kebakaran ini dapat ditangani dengan media khusus.
Baca juga: Peralatan Standar Untuk Keselamatan Kerja di Bidang Konstruksi
Referensi:
- Makalah Faktor Penyebab Kebakaran dan Penanggulangannya. http://nurwahyudi29.blogspot.com/2017/04/k3-faktor-penyebab-kebakaran-dan.html.
- Klasifikasi Kelas Kebaran dan Media Pemadamnya. https://firecek.com/klasifikasi-kelas-kebakaran-dan-pemadamnya/.