POP atau Pengawas Operasional Pertama pertambangan merupakan salah satu peran sangat penting dalam operasi pertambangan. Inilah yang menjadikan pengawas POP semakin banyak dibutuhkan. Lantas, bagaimana cara mengikuti pelatihan POP pertambangan ?
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa sektor pertambangan memberikan kontribusi dan memiliki peran penting bagi perekonomian dan pembangunan nasional. Di sisi lain, sektor pertambangan memerlukan modal investasi yang besar, baik untuk keperluan izin, penggunaan teknologi, dan sumber daya manusianya.
Mengingat sektor pertambangan memiliki tingkat risiko kecelakaan yang tinggi, maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkompeten. Tidak hanya menguasai ilmu dalam hal minerba, melainkan juga bagaimana dalam pelaksanaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Untuk itu, sumber daya manusia yang bekerja di sektor pertambangan harus terus dilatih, teraudit, dan tersertifikasi secara berkala.
Cara Mengikuti Pelatihan POP Pertambangan
Pengawas Operasional Pertama (POP) pertambangan memiliki tugas penting, salah satunya adalah untuk membawahi langsung para tenaga kerja bagian pelaksana. Nah, karena mengemban tugas dan tanggung jawab besar inilah maka dibutuhkan seorang yang kompeten dan tersertifikasi, yang tentunya bukan hanya ahli dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Berikut beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui mengenai POP pertambangan.
Tujuan dan manfaat pelatihan POP pertambangan
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa maksud dan tujuan dalam mengikuti program training POP pertambangan? Ada beberapa tujuan dan manfaat mengikuti pelatihan ini, salah satunya adalah untuk mendapat sertifikasi kompetensi kerja dari lembaga resmi yang diakui oleh perundang-undangan. Misalnya saja, BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara. Peraturan tersebut menjadi acuan bagi pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja serta pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan SKKK Pengawas Operasional.
Lebih lanjut lagi, untuk dapat diangkat sebagai pengawas operasional tingkat pertama di sektor/bidang profesi pertambangan, seseorang harus memiliki sertifikat kompetensi yang diperoleh melalui uji kompetensi. Jadi, sertifikasi kompetensi POP pertambangan menjadi syarat penting dalam keberlanjutan usaha/bisnis pertambangan.
Baca juga: Pentingnya Pelatihan dan Sertifikasi K3. Migas Salah Satunya
Selain itu, adanya sertifikasi tersebut tentunya dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap usaha pertambangan yang dijalankan, serta persyaratan dalam audit tertentu. Itulah beberapa tujuan diselenggarakannya pelatihan dan sertifikasi POP pertambangan.
Di samping itu, terdapat beberapa tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam training POP pertambangan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Peserta pelatihan diharapkan mampu memahami serta melakukan pengawasan terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja);
- Peserta pelatihan bisa memahami dan mempunyai kompetensi sebagai Pengawas Operasional Pertama (POP);
- Peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkan kerja yang efektif sehingga dapat membantu tugas kepala teknik tambang;
- Mempersiapkan para peserta pelatihan supaya dapat memenuhi persyaratan kompetensi yang telah ditentukan/ditetapkan oleh pemerintah;
- Meningkatkan kepedulian para peserta pelatihan akan pentingnya K3 dalam aktivitas sehari-hari, termasuk juga dalam bidang pekerjaan sesuai dengan profesinya; dan
- Memberikan pengetahuan sekaligus keterampilan kepada pekerja tambang mengenai pelaksanaan K3 di industri tambang.
Persyaratan pelatihan POP pertambangan
Cara mengikuti pelatihan POP dalam bidang pertambangan sangat mudah. Peserta pelatihan dan sertifikasi POP pertambangan harus memenuhi beberapa persyaratan agar bisa lulus seleksi dan mendapat sertifikasi. Berikut beberapa persyaratan administrasi pendaftaran yang harus dipenuhi calon peserta training POP pertambangan,
- Memiliki pendidikan minimal SMA/DIII/SI/S2/S3;
- Memiliki pengalaman di bidang pertambangan mineral dan batubara minimal 10 tahun untuk lulusan SMA, minimal 3 tahun untuk lulusan D3, dan minimal 1 tahun untuk lulusan S1/S2/S3;
- Melengkapi persyaratan dokumen yang meliputi: salinan KTP, surat penugasan dan perusahaan, salinan SK penangkaan pegawai, daftar riwayat hidup, salinan ijazah terakhir, dan pas foto 3×4 dengan latar merah.
Jika Anda tertarik untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi POP pertambangan dari PT Mawi Sarana Samawi, silakan cek laman berikut ini: Pelatihan POP Pertambangan.
Gambaran materi pelatihan dan sertifikasi POP pertambangan
Adapun outline materi yang akan didapatkan selama mengikuti pelatihan ataupun sertifikasi POP bidang pertambangan secara umum adalah sebagai berikut:
- Dasar-dasar lingkungan hidup;
- Peraturan Perundangan mengenai K3 pertambangan;
- Teknik inspeksi dan pengamatan;
- Teknik pemeriksaan kecelakaan;
- Safety accountability (tanggung gugat K3 pengawas operasional);
- Safety meeting (pertemuan K3);
- Job Safety Analysis (JSA); dan
- Hazard Identification, Risk Assessmenet and Risk Control (HIRADC).
Nah, demikianlah ulasan singkat dan cara mengikuti pelatihan dan sertifikasi POP pertambangan yang perlu Anda ketahui. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat, ya!
Saya lulusan SMK ingin mengikuti training POP pertambangan, semoga bisa di pertimbangkan. Untuk itu bisa hubungi email saya yang sudah tertera di laman ini
silahkan kontak no wa yg tertera di flyer pelatihan & sertifikasi POP, ada di menu “pelatihan dan sertifikasi BNSP”. Terima kasih