Pernahkah Anda melihat seseorang yang bekerja menggunakan tali dan berada di tempat yang tinggi? Kondisi tersebut biasa dikenal sebagai profesi bekerja di ketinggian. Umumnya, lokasi-lokasi pekerjaan ini adalah gedung bertingkat, menara, bangunan tinggi, bangunan konstruksi, atau area lain yang memerlukan penggunaan alat dan peralatan khusus.
Mengingat pekerjaan ini memiliki risiko kecelakaan tinggi, profesi ini seringkali memerlukan keahlian, pelatihan, dan penggunaan peralatan keselamatan yang tepat. Hal ini tentunya untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera pada pekerja.
Risiko bekerja di ketinggian
Bekerja di ketinggian memiliki risiko yang cukup besar dan dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan serius, bahkan kehilangan nyawa. Berikut adalah beberapa risiko yang biasanya terjadi bagi seseorang yang memiliki profesi pekerjaan di ketinggian:
- Terjatuh dari ketinggian. Di mana pekerja dapat terjatuh dan mengalami cedera serius, bahkan kematian.
- Kondisi cuaca buruk. Misalnya saja, angin kencang atau hujan yang dapat memengaruhi keseimbangan pekerja sehingga berpotensi terjatuh.
- Keracunan karbon monoksida. Kondisi ini dapat terjadi ketika pekerjaan dilakukan di tempat yang tertutup dan ventilasi yang buruk.
- Dehidrasi dan kelelahan. Mengingat pekerjaan ini dapat mengahabiskan banyak waktunya di ketinggian, tenaga yang diperlukan tentu yang cukup besar. Hal ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan kelelahan bagi pekerja.
- Cedera pada kulit dan mata. Cedera ini dapat terjadi ketikan terjadi paparan sinar matahari yang berlebihan. Selain itu, radiasi UV dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar dan rusak.
- Kebisingan. Tidak dapat dipungkiri, pekerjaan di ketinggian melibatkan penggunaan alat berat dan mesin yang dapat menghasilkan kebisingan yang berbahaya bagi indera pendengar.
Dengan begitu, sangat penting untuk memastikan bahwa pekerjaan di ketinggian dilakukan dengan penggunaan peralatan keselamatan yang tepat dan di bawah pengawasan serta pelatihan yang memadai. Salah satu cara untuk memastikan setiap pekerja telah menguasai keterampilan dan pengetahuan mengenai profesinya adalah dengan mengikutsertakan pekerja dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi K3 bekerja di ketinggian.
Selanjutnya, kami akan menjelaskan mengenai tips bekerja secara aman di ketinggian. Simak penjelasannya pada poin-poin berikut ini.
- Pastikan Anda memiliki pelatihan dan sertifikasi untuk bidang profesi bekerja di ketinggian, termasuk penggunaan alat pelindung diri atau alat keselamatan yang tepat.
- Kenali lingkungan kerja dan identifikasi semua risiko terkait dengan ketinggian. Misanya, angin kencang, permukaan yang licin, atau beban barang bawaan.
- Gunakan alat pelindung diri yang tepat dan aman, seperti helm keselamatan, sepatu bot kerja yang kuat dan tahan air, serta tali pengaman.
- Periksa peralatan atau alat pelindung diri secara teratur dan pastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi yang baik sebelum digunakan.
- Setiap peralatan memiliki ambang batas atau beban. Untuk itu, jangan menggunakan peralatan melebihi batas kemampuannya, termasuk juga jangan melebihi batas kemampuan Anda sendiri.
- Hindari bekerja sendirian di ketinggian. Pastikan selalu ada orang lain yang dapat membantu jika terjadi masalah.
- Selalu perhatikan kondisi cuaca dan jangan bekerja di ketinggian dalam kondisi cuaca buruk.
- Jangan bergantung pada satu titik tali pengaman atau peralatan. Untuk itu, gunakan tali pengaman lebih dari satu titik pengaman.
- Jangan membawa peralatan berat atau terlalu banyak beban saat bekerja di ketinggian karenadapat memengaruhi keseimbangan Anda dan menambah risiko kecelakaan.
- Lakukan pemeriksaan keselamatan sebelum dan setelah bekerja di ketinggian. Selain itu, laporkan masalah keselamatan apa pun kepada atasan atau departemen keselamatan.
Baca juga: Mengenal Tugas dan Tanggung Jawab Rigger (Juru Ikat)
APD saat bekerja di ketinggian
Seperti yang dibahas sebelumnya, bekerja di ketinggian memiliki risiko yang cukup tinggi sehingga setiap pekerja diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD). Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi risiko cedera dan kecelakaan.
Berikut ini adalah beberapa APD yang diperlukan.
- Helm keselamatan. Digunakan untuk melindungi kepala dan wajah pekerja dari benturan dan benda jatuh yang dapat menyebabkan cedera.
- Sepatu bot kerja. Umumnya didesain dengan sol yang kuat dan tahan air. Sepatu bot kerja diperlukan untuk memberikan cengkeraman yang baik pada permukaan yang licin dan tidak stabil.
- Tali pengaman. Alat pelindung diri ini digunakan untuk mengikat pekerja ke benda yang kokoh dan stabil seperti baut atau kawat. Di samping itu, penggunaan tali pengaman ditujukan untuk mencegah pekerja jatuh ke bawah.
- Sabuk pengaman. Digunakan untuk membantu serta menjaga posisi tubuh pekerja sehingga mengurangi risiko cedera saat terjatuh.
- Sarung tangan dan kacamata keselamatan. Alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi tangan dan mata pekerja dari benda yang tajam atau benda terbang lainnya yang dapat menyebabkan cedera.
- Rompi pengaman. Umumnya digunakan untuk melindungi tubuh pekerja dari benda-benda tajam dan benturan keras.
Selain tertib dalam penggunaan alat pelindung diri, setiap pekerja juga harus mengikuti pelatihan dalam penggunaan APD dengan benar. Hal ini tentunya akan membantu meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera saat bekerja. Selain itu, kegiatan pelatihan dan sertifikasi akan membuat pemahaman Anda meningkat, khususnya mengenai kesalahan perilaku kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan