Setiap unit kerja yang memiliki lingkungan yang kompleks tentunya tidak bisa terhindarkan dari risiko atau bahaya. Resiko tersebut bisa saja berasal dari bencana alam atau bahkan berasal dari kegiatan manusia itu sendiri. Di sinilah kemudian membutuhkan peran penting mitigasi kecelakan, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), ataupun prosedur evakuasi kecelakaan di tempat kerja.
Maka dari itu, sebuah perusahaan haruslah merencanakan dan menerapkan prosedur evakuasi tanggap darurat bagi para pekerjanya. Hal ini tentunya sangat penting. Terlebih lagi jika perusahaan tersebut memiliki banyak karyawan. Dengan begitu, perusahaan dan manajemennya harus tanggap terhadap kondisi darurat ataupun kecelakaan kerja yang dapat sewaktu-waktu terjadi.
Kondisi di atas juga sudah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 dan PP Nomor 50 Tahun 2012 yang membahas tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa perusahaan harus memiliki prosedur yang baik guna menghadapi keadaan darurat ataupun bencana. Prosedur itu juga harus diujicoba secara berkala sebelum kejadian sebenarnya terjadi. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui seberapa andal dan efektifnya prosedur tersebut.
Sebelum Anda memahami bagaimana prosedur evakuasi kecelakaan, ada baiknya Anda mengetahui cara membuat sebuah prosedur mitigasi kecelakaan. Kondisi ini dibutuhkan karena tanpa adanya kejelasan dalam sebuah prosedur, kecelakaan kerja dapat mengakibatkan timbulnya cedera dan kematian. Di samping itu, kecelakaan kerja juga berpengaruh terhadap rusaknya aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Baca juga: Mengapa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Wajib Diperhatikan?
Tips merencanakan prosedur kerja aman
Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan saat Anda merencanakan prosedur kerja aman di perusahaan/tempat kerja.
- Pertama, tentukan kondisi darurat seperti apa yang membutuhkan evakuasi dan mitigasi.
- Kedua, bentuklah tim evakuasi dan tunjuk salah satu untuk menjadi koordinator agar proses evakuasi terkoordinir dengan baik.
- Ketiga, buatlah prosedur yang rinci dan jelas secara tertulis. Termasuk dalam menentukan jalur evakuasi yang mudah dan yang mengarahkan pekerja menuju titik kumpul.
- Keempat, pastikan prosedur yang telah dibuat mudah dipahami oleh semua orang, termasuk juga para penyandang disabilitas dan pengunjung/tamu.
- Kelima, tentukan kebutuhan penunjang. Misalnya saja, transportasi untuk proses evakuasi pekerja.
- Keenam, lakukan uji coba secara berkala.
Lantas, apakah adanya koordinator tim evakuasi sangat penting? Tentu saja. Terlebih lagi jika lingkungan kerja memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi, seperti tergelincir, kebakaran, terjatuh dari ketinggian, dan lainnya. Untuk itu, setiap perusahaan diwajibkan memiliki ahli K3 yang berkompeten dan bersertifikasi supaya dapat melakukan evakuasi kecelakaan di tempat kerja dengan baik.
Tugas koordinator tim evakuasi dan ahli k3
Apa saja tugas seorang ahli K3 di perusahaan? Tentu Anda penasaran, bukan? Berikut adalah tanggung jawab ahli K3 yang wajib Anda perhatikan.
- Menentukan apakah situasi yang sedang dialami memerlukan prosedur evakuasi darurat atau tidak.
- Ahli K3 harus selalu mengawasi upaya pencegahan kondisi darurat pada semua area kerja.
- Berkoordinasi dengan pihak luar, seperti tim medis, pemadam kebakaran, dan pihak pemerintah daerah. Seorang ahli K3 yang ditunjuk sebagai koordinator juga harus bisa memastikan bahwa pihak luar bersedia datang saat diperlukan.
- Koordinator dan ahli K3 berhak untuk memberi pertimbangan kepada atasan untuk melakukan penutupan operasional perusahaan jika diperlukan.
Saat perusahaan belum memiliki prosedur mitigasi ataupun ahli K3, tentu saja akan merepotkan, bukan? Di samping itu, meski tidak mengharap terjadinya kecelakaan kerja, perusahaan tetap harus merancang cara agar bisa memberikan pelayanan medis saat terjadi keadaan yang darurat. Apabila terdapat fasilitas medis yang berjarak tidak jauh dari perusahaan, cobalah untuk menjalin kerja sama.
Namun, jika di lokasi Anda tidak tersedia fasilitas medis yang dapat dilibatkan, tentu saja Anda harus membuat fasilitas kesehatan dan membentuk tim medis yang berkompeten. Pengetahuan dan keterampilan dasar seperti P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) juga harus dimiliki oleh tim medis. Namun, hal itu tentu saja tidak cukup.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja, perusahaan harus menerapkan prosedur K3 dan evakuasi kecekaan di tempat kerja dengan tertib. Di samping itu, menugaskan setiap pekerja untuk mengikuti program pelatihan dan sertifikasi K3 sangatlah penting.
Jenis pelatihan internal untuk mengurangi kecelakaan kerja
Secara umum, beberapa pelatihan yang juga diperlukan sebagai upaya mengurangi risiko kecelakaan kerja tentu harus dilakukan. Pelatihan tersebut dapat melibatkan konsultan K3 yang berkompeten seperti PT Mawi Sarana Samawi. Adapun jenis pelatihan yang dapat dilakukan secara internal adalah sebagai berikut.
- Prosedur peringatan, pemberitahuan dan juga komunikasi.
- Prosedur tanggap terhadap darurat.
- Prosedur evakuasi.
- Pelatihan penggunaan alat-alat medis dan juga jalur evakuasi yang akan digunakan.
- Prosedur emergency shutdown.