Dalam industri perminyakan, seringkali muncul masalah atau kecelakaan cukup berisik. Salah satunya disebabkan oleh gas H2S yang terkandung dalam minyak bumi. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang memiliki proyek dalam pengeboran minyal dan gas perlu menerapkan manajemen yang baik dalam upaya pengendalian bahaya dari gas H2S.
Pengertian gas H2S
Tahukah Anda bahwa gas H2S adalah gas beracun yang lebih mematikan daripada Karbon Monoksida (CO) dan sama mematikannya dengan Hidrogen Sianida (HCN)? H2S adalah kepanjangan dari Hidrogen Sulfida yang merupakan gas sangat beracun, tidak terlihat dan dapat meledak, serta lebih berat daripada udara. Di samping itu, H2S rupanya mempunyai dampak cukup besar terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Gas H2S juga mendapat sebutan sebagai gas telur busuk, gas asam, asam belarang atau uap bau. Gas kimia berbahaya ini terbentuk dari proses alami penguraian zat-zat organik oleh bakteri ataupun buatan manusia. H2S termasuk gas yang menimbulkan bahaya bagi mahluk hidup, khususnya manusia yang terpapar langsung.
Lingkungan pekerjaan dalam bidang minyak dan gas, peternakan, ataupun industri lainnya seringkali tidak terlepas dan berhadapan dengan gas berbahaya ini. Dengan begitu, para pekerja di dalamnya mau tidak mau harus menguasai tentang pencegahan terpapar H2S.
Hidrogen Sulfida mempunyai konsentrasi tinggi yang cepat menimbulkan kelelahan pembauan serta pencemaran lingkungan. Sehingga tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran yang terjadi bukanlah perkara sepele, sebab hal tersebut harus dibayar mahal oleh perusahaan. Namun pencemaran lingkungan akibat H2S dapat dikendalikan dengan cara menerapkan manajemen yang baik sebagai upaya pengendalian bahaya gas tersebut.
Umumnya, gas H2S dapat masuk ke tubuh manusia melalui sistem pernapasan. Paparan H2S dapat diserap oleh kulit, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Ukuran partikel kecil dari gas H2S dapat dengan mudah memasuki saluran pernapasan.
Lantas, apa saja bahaya gas H2S terhadap manusia?
Efek kesehatan dari paparan gas H2S dapat bervariasi tergantung pada durasi, frekuensi, dan jumlah konsentrasi paparan. Efek kesehatan yang disebabkan paparan gas H2S konsentrasi rendah meliputi:
- Mata seperti terbakar.
- Sakit kepala atau pusing.
- Kelelahan.
- Hilangnya kemampuan penciuman.
- Kekeringan di hidung, tenggorokan, dan dada.
- Batuk.
- Kulit terasa sakit.
- Untuk penderita asma akan mengalami kesulitan bernapas.
Pentingnya petugas penanganan bahaya gas H2S
Pengetahuan untuk melindungi diri sendiri dan pekerja lain sangat penting untuk dipahami bagi pekerja yang bekerja di industri migas (minyak dan gas) atau industri lain yang berpotensi terdapat kandungan gas H2S. Salah satu tips dalam mencegah paparan ataupun munculnya gas H2S dalam dunia kerja adalah mewajibkan pekerja mengikuti pelatihan, pembinaan, dan sertifikasi. Selain itu, diharapkan setiap perusahaan memiliki petugas penanganan bahaya gas H2S.
Pelatihan, pembinaan, dan sertifikasi petugas penanganan bahaya gas H2S diperuntukkan bagi semua tenaga kerja yang bekerja di industri minyak dan gas. Di samping itu, pelatihan dan sertifikasi penanganan bahaya H2S juga ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan saat memasuki kawasan yang memiliki kemungkinan terpapar H2S serta bagaimana mengenali konsekuensi dan gejala paparan H2S.
Dengan adanya pelatihan dan sertifikasi penanganan bahaya H2S, setiap pekerja yang ada di industri minyal dan gas dapat mengendalikan terjadinya risiko pencemaran lingkungan yang merugikan. Untuk itu, PT Mawi Sarana Samawi sebagai Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) siap menjadi tempat pelatihan, pembinaan, serta sertifikasi petugas penanganan bahaya gas H2S.
Baca juga: Kesalahan Perilaku Kerja yang Harus Dihindari
Output dan tujuan pelatihan dan sertifikasi penanganan bahaya H2S
Adapun tujuan dan manfaat dari pelatihan petugas penanganan bahaya H2S tak lain guna melindungi para pekerja dari bahaya akibat bahan kimia berbahaya, khususnya gas H2S. Di samping itu, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi ini, seperti:
- Pekerja/peserta diharapkan mampu memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai petugas penanganan bahaya H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan perundangan seputar K3 dalam bidang migas dan penanganan H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu memhami berbagai jenis gas berbahaya dalam proses pengeboran minyak dan gas.
- Pekerja/peserta diharapkan dapat mengetahui dampak kesehatan gas berbahaya H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan dapat melakukan identifikasi gas berbahaya di lingkungan tempat kerja.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu membuat prosedur kerja aman.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu menentukan APD yang tepat dalam menangani H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu mengendalikan sutuasi dan kondisi apabila sewaktu-waktu terjadi paparan gas berbahaya H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) apabila terpapar gas H2S.
- Pekerja/peserta diharapkan mampu melakukan pengukuran serta menginterpretasikan data hasil pengukuran gas berbahaya H2S